Inspiratif Sekali!!! Di Korea, Anak-anak Berangkat Sekolah Tanpa Uang Saku
Horeee anak-anak sudah mulai sekolah lagi setelah libur musim panas minggu ini berakhir dan mulai hari Senin anak-anak mulai sekolah. Dan setiap pagi saya akan mendengar salam anak-anak untuk pergi ke sekolah, "Mam, Annyeonghi kyeseyo," sambil membungkukkan badan lalu mencium tangan saya dan berkata, "Assalamu'alaikum," sambil memberikan bibirnya untuk dicium. Saya pun langsung membalas ciuman mereka dan berkata, "Waalaikumsalam, hati-hati di jalan. belajar yang pintar ya? Annyeonghi kaseyo," sambil melambaikan tangan. Anak-anak pun membalas lambaian tangan saya dan memberi bentuk love dengan tangannya dan berkata, "Saranghe, Mam." Saya pun tersenyum bahagia sekali dan berkata, "Saranghe urital," (sayang anak perempuanku) sambil memberikan ciuman jarak jauh memakai tangan saya. Dari kejauhan anak-anak pun gembira sekali mendengarnya. Mereka pun kembali membalas ciuman jarak jauh saya mengunakan tangan. Begitu terus sampai anak-anak menghilang dari pandangan mata saya.
Inspiratif Sekali!!! Di Korea, Anak-anak Berangkat Sekolah Tanpa Uang Saku |
Saya lihat juga tetangga yang mengantarkan anaknya ke sekolah melakukan hal yang sama, hanya anak-anak mereka tidak mengatakan assalamu'alaikum seperti kedua putri saya. Anak-anak di Korea hanya mengucap salam pamitan sambil membungkukkan badannya dan mencium orangtuanya atau nenek atau kakeknya kemudian melambaikan tangan sambil berkata, "Annyeong... annyeong...." Mereka tidak nyadong minta uang sangu. Yuupp begitulah anak-anak di Korea tidak terbiasa meminta uang kepada orangtuanya. Pemandangan setiap pagi seperti ini membuat saya menerawang di masa lalu ketika saya pun seusia mereka. Hal yang saya lakukan ketika berangkat sekolah adalah meminta uang sangu kemudian berpamitan mencium tangan dan berkata, "Bu, pergi sekolah dulu ya?" Ibunda pun hanya menjawab, "Ya, hati-hati." Tak ada ciuman bibir ataupun pipi dari ibu saya dan saya pun tak pernah berkata "sayang ibu". Kenapa dulu tak saya lakukan seperti anak-anak saya kini? Mungkin jika saya berkata seperti itu ibu saya pasti bahagia mendengarnya? Biasanya saya akan nyamper ke rumah teman yang akan berangkat sekolah juga dan pemandangan berpamitan pun jarang saya temui dari mereka yang ada kebanyakan mereka nyadong meminta uang sangu. Mendingan saya masih berpamitan.
Itu kejadiannya dahulu, bagaimana jika sekarang? Apakah anak-anak jika mau berangkat sekolah masih meminta uang sangu? Saya masih menemui pemandangan nyadong uang sangu saat berangkat ke sekolah di Tanah Air saat pulkam. Tak heran jika anak masih kecil sudah mengenal uang. Anak belum sekolah saja sudah tahu duit apalagi jika sudah sekolah. Saya pernah bertanya kepada seorang ibu, "Berapa jajan anaknya setiap hari?" iya mengatakan dalam satu hari ia memberi uang Rp 10.000,00. Dan itu baru sangu jajan di sekolahnya, nanti sore masih minta lagi. Wahhh kalau gitu dalam satu hari bisa habisin uang berapa buat jajan anaknya? Ya bisa Rp 15.000,00-an. Busettt deh kalau gitu dalam satu bulan untuk jajan anaknya saja bisa Rp 300 ribu sampai Rp 450 ribu. Itu baru satu anak, bagaimana jika dua atau lebih? Ini baru anak SD bagaimana dengan anak SMP, SMU? Wah bisa-bisa para orangtua benyak yang pusing hanya untuk memnuhi kebutuhan jajan si anak saja
Makanan yang mereka konsumsi di sekolah juga terjamin kebersihannya dan terutama makanannya mengandung unsur 4 sehat 5 sempurna. Mereka juga tak perlu meminta uang sangu buat ongkos bis ataupun angkot karena sekolah mereka bisa ditempuh melalui jalan kaki kalaupun jauh ada bus dan angkutan sekolah gratis yang bisa mereka pergunakan. Karena bisanya mereka bersekolah di wilayah tempat mereka mukim jadi gak jauh dari rumah. Karena tak membutuhkan uang saat sekolah anak-anak di Korea tidak pernah meminta uang untuk jajan jikapun ingin jajan biasanya saat sore hari para orangtua akan mengajak mereka ke sebuah toko untuk membeli es krim ataupun makanan kesukaan mereka. Dan jajan seperti ini pun tidak setiap hari. Hal inilah yang membuat anak-anak di Korea telat mengenal uang. Karena mereka tidak terbiasa memegang uang jajan sendiri. Jika ingin membeli kebutuhan sekolah biasanya orangtua menyediakannya kebutuhan sekolah anaknya selama satu semester ataupun setahun sekali. Anak-anak pun menjaga barang sekolahnya dengan hati-hati jangan sampai hilang.
Karena anak-anak telat mengenal uang mereka pun jadi mengerti bahwa uang itu tidak mudah mereka dapatkan. Bukan dengan jalan nyadong pada orangtua uang bisa dengan mudah mereka peroleh. Karena orangtua di Korea juga hanya akan memberikan uang untuk hal-hal yang penting saja. Anak-anak jadi mengerti hanya dengan kerja keras uang bisa mereka dapatkan seperti halnya orangtua mereka mencari uang. Orangtua pun mengajarkan pada anak untuk mau menghargai bagimana menggunakan uang. Uang digunakan bukan hanya untuk memenuhi keinginan hasrat perut dan keinginan mata saja tetapi hal-hal yang penting.
Apalagi jika ditambah anak gak mau tahu dengan kondisi orangtua yang gak punya uang? Yang terpenting buat mereka pokoknya dapet uang jajan gak perduli orangtuanya ngutang dari mana? Ada juga anak yang gak mau sekolah kalau gak dikasih uang jajan bahkan sampai ngamuk marah-marah dengan orangtuanya hiksss. Berbeda dengan di Korea, anak-anak berangkat sekolah tidak pernah meminta uang sangu. Orangtua juga tidak membiasakan memberi uang jajan pada anaknya jikapun diberi biasanya uang mingguan namun itu sangat jarang diberikan karena di sekolah anak-anak tidak akan bisa jajan. Selain tidak tersedia kantin di sekolah juga tidak ada warung jajanan. Anak-anak akan diberi makan snack dan juga makan siang di sekolah. Artinya, anak-anak walaupun tidak jajan mereka tidak kelaparan di sekolah.
Komentar
Posting Komentar